Rabu, 10 Juni 2009

Do’a Pembuka Kultum

. Rabu, 10 Juni 2009
1 komentar


“Segala puji milik Allah. Kami memohon pertolonganNya, dan mohon ampun kepada Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diriku dan keburukan amalku.
Barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menunjukinya.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, aku mengesakanNya dan tidak mempersekutukanNya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan rosulNya, tidak ada nabi setelah Dia.
Ya Allah, berikan sholawat, salam dan kebaikan atas nabi Muhammad, keluarganya dan sahabatnya.”




Klik disini untuk melanjutkan »»

Selasa, 09 Juni 2009

Tafsir Surat ‘Abasa Ayat Ke : 12

. Selasa, 09 Juni 2009
0 komentar

* فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُ *

12. Maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,

{فمن شاء ذكره} maknanya bagi yang menginginkannya pelajar ( dari ayat-ayat al qur'an ) itu tentu ia akan mempelajari ajaran dan syari'at yang allah turunkan tersebut dan tentu akan mendapatkannya, sedang bagi yang tidak menginginkan tentu ia tidak akan mendapatkannya sebagaimana firman allah :

{وقل الحق من ربكم فمن شاء فليؤمن ومن شاء فليكفر} [الكهف: 29]

Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". ( QS al kahfi : 29 )

Secara takdir kauni allah telah memberikan hak pilih kepada manusia untuk beriman atau kafir adapun secara syar'ii allah tidak meridhoi kekafiran bagi hambaNYA , dan tidak ada pilihan bagi manusia secara syar'ii antara beriman atau kafir , bahkan diperintahkan oleh allah bagi hambaNYA untuk beriman dan wajib baginya untuk beriman, akan tetapi secara takdir kauni manusia diberi pilihan, bukan seperti angapan sebagian orang yang menyangka bahwasanya manusia itu " terpaksa" dalam menjalani kehendak takdirnya dalam setiap aktifitasnya, ini merupakan perkataan dan keyakinan bid'ah yang dibuat-buat oleh kaum jabariyyah dari kalangan jahmiyyah dan lain-lainya ( lihat perincian masalah ini dalam kitab majmu' fatawa dn risalah-risakah yang ditulis oleh guru as syeikh ibnu usaimien 2/90 fatwa nomer : 195 ). Maka pada hakekatnya manusia itu diberi kebebasan memilih, oleh karena itu jika dia melakukan suatu perbuatan bukan atas pilihannya sendiri seperti dipaksa, atau tidur atau lupa dan semisalnya maka tidak dikenai hukum syar'ii dalam masalah hubungan dia dengan Allah SWT ( ibadah )

adapun firmanNYA {فمن شاء ذكره} Maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, yaitu memperhatikan wahyu yang diturunkan Allah lalu dia mempelajarinya dan mengambil hikmah dan ibrah darinya. Dan barang siapa yang tidak menghendaki tentu ia tidak memperhatikannya, orang yang di tunjuki kebenaran adalah orang yang mendapat taufiq dari allah SWT.


Dari tafsir juz’Amma by As Sheikh Muhammad Sholeh al Usaimin

Nb.
Ada tiga penggolongan takdir,:
1.takdir Ghoibi, adalah apa-apa yang Allah kehendaki (iradah) terhadap kita. Obyeknya
kita (pasif), jadi takdir ini given, seperti bakat yang sudah kita miliki sejak lahir.
2.takdir syar’i, adalah apa-apa yang Allah kehendaki dari kita. Subjeknya kita (aktif)
3.takdir kauni, adalah ketentuan Allah pada alam semesta., hukum Allah untuk alam

Klik disini untuk melanjutkan »»

Senin, 08 Juni 2009

Tafsir Surat Abasa Ayat 1-11

. Senin, 08 Juni 2009
0 komentar

Pada suatu hari, ketika Nabi SAW sedang mengadakan pertemuan khusus dengan petinggi-petinggi kaum Quraisy untuk berdakwah kepadanya agar para pemuka-pemuka kaum Quraisy ini beriman kepada Allah SWT. Dan jika mereka memeluk islam (para pemuka Quraisy) tentunya akan mempunyai dampak yang sangat besar dalam penyebaran islam, akan semakin banyak orang yang masuk islam, karena orang-orang di bawah kekuasan mereka(para pemuka Quraisy) akan mengikutnya. Di tengah perbincangan beliau ini tiba-tiba datanglah seseorang yang buta, bernama Abdullah bin Um Maktum dan melontarkan serangkaian pertanyaan kepada beliau. : ya rasulullah ajarkan kepadaku apa-apa yang telah allah ajaran kepadamu " dia meminta rasulullah SAW mengajarinya, namun rasulullah berpaling darinya dan terlihat ketidak sukaan pada raut wajah beliau maka Abdullah berkata kepada rasulullah : apakah yang aku katakan ada maslah , jawab rasulullah : tidak , maka turunkah ayat ( abasa ) 1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,2. Karena Telah datang seorang buta kepadanya )

*عَبَسَ وَتَوَلَّى * أَن جَآءَهُ الاَْعْمَى*
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, 2. Karena Telah datang seorang buta kepadanya
{عبس} adalah : rona merah pada wajah yang menunjukkan ketidak sukaan terhadap sesuatu dan makna tawalla. {تولى} adalah berpaling.
{أن جاءه الأعمى} Karena Telah datang seorang buta kepadanya, orang buta yang dimaksud ayat ini adalah Abdullah bin amru bin umi maktum.

* وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى * أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ الذِّكْرَى *
3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),4. Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
{وما يدريك} Tahukah kamu, adakah sesuatu yang membuat kamu ragu kepada lelaki ini ( Abdullah bin umi maktum) ? {لعله} barangkali ia yaitu Abdullah bin umi maktum {يزكى} ingin membersihkan dirinya (dari dosa).
{أو يذكر}Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran,{ فتنفعه الذكرى} { lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya.
jika itu yang diharapkan darinya ( abdullah bin umi maktum ) maka ia lebih berhak untuk dilayani. karena ia lebih berharap mendapatkan pengajaran dan nasehat dari pada mereka para pembesar quraish tersebut.

* أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَى * فَأَنتَ لَهُ تَصَدَّى * وَمَا عَلَيْكَ أَلاَّ يَزَّكَّى *
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,6. Maka kamu melayaninya.7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman)
{أما من استغنى} Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup yaitu merasa cukup dengan hartanya yang melimpah ruah, merasa cukup dengan jabatan yang membuatnya kuat, maka kepada orang seperti ini kamu melayani
{فأنت له تصدى} Maka kamu melayaninya yakni kamu berharap ia mau menerimamu dan engkau mau menerimanya.
{وما عليك ألا يزكى} Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman) yakni tidak ada celaan atasmu jika orang yang merasa cukup itu tidak mau membersihkan dirinya, karena kewajibanmu hanyalah menyampaikan, allah menjelaskan bahwa ibnu ummi maktum lebih deket kepada pembersihan diri dari pada mereka, dan kalaupun mereka tidak mau membersihkan diri mesti rasulullah telah melayani mereka maka tidak ada celaan sedikitpun atas beliau, firman allah Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman) yakni tidak ada celaan atasmu bila mereka tidak membersihkan diri karena dosanya berpulang kepada mereka dan kewajiabnmu hanyalah menyampaikan.

* وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسْعَى * وَهُوَ يَخْشَى * فَأَنتَ عَنْهُ تَلَهَّى *
8. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),9. Sedang ia takut kepada (Allah), 10. Maka kamu mengabaikannya
Kemudian allah berfirman : {وأما من جاءك يسعى. وهو يخشى. فأنت عنه تلهى}.
Firmannya: {وأما من جاءك يسعى}. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), yaitu bersegera karena semata-mata ingin memanfaatkan peluang dan kesempatan menghadiri majlisnya RAsulullah SAW
Firmannya : {وهو يخشى} Sedang ia takut kepada (Allah) maknanya : sedang hatinya takut kepada allah karena mengetahui keagungan dan kebesaran allah SWT,
{فأنت عنه تلهى} Maka kamu mengabaikannya, maknanya : kamu acuh tak acuh terhadapnya dan tidak memperdulikannya karena kamu sibuk melayani para tokoh pembesar dan Quraish dengan harapan mereka mau menerima hidayah dan masuk islam.

* كَلاَّ إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ *
.11. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan
{كلا} Sekali-kali jangan maknanya : jangan kamu melakukan seperti itu oleh karean itu kami katakana bahwasanya {كلا} di sini merupakan huruf yang digunakan untuk memberikan teguran artinya jangan kamu lakukan seperti itu {إنها تذكرة}) Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan makna dari {إنها} adala h ayat-ayat al qur'an yang allah turunkan kepada RAsulullah SAW sedang makna {تذكرة} ini adalah peringatan yaitu mengigatkan manusia kepada perkara yang bermanfaat bagi mereka dan menganjurkan mereka untuk melakukannya, serta mengingatkan mereka kepada perkara yang membawa mudharat atas mereka dan memperingatkan mereka agar tidak melakukannya, peringatan yang berguna bagi hati mereka.

Dari TAFSIR JUZ ‘AMMA KARYA: AS SYEIKH MUHAMMAD SHOLEH AL USAIMIN




Klik disini untuk melanjutkan »»